SETIAP ada kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), sebaiknya bukan aktivitas fogging yang diutamakan. Tapi gerakan pemberantasan nyamuk yang lebih penting dan perlu dikaji pelaksanaannya. Terutama dukungan masyarakat atas upaya yang dimotori oleh tim KSH-PSN itu.
Gerakan pemberantasan itu antara lain dikenal dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) atau Pemberantasan Jentik Nyamuk (PJN) atau Pemberantasan Sarang Jentik Nyamuk (PSJN).
SURAT EDARAN KASUS DBD
Hal itu sebagai jawaban yang tepat dari Pemerintah Kota. Ini juga telah diperjelas oleh Walikota Surabaya Dr. ERI CAHYADI, S.T., M.T. melalui Surat Edaran tentang DBD, Nomor : 400.7.9.2 /2713/436.7.2/2025.
Kepala Puskesmas Medokan Ayu dr. Dini Octavia Sitaresmi menegaskan sebaiknya warga, juga para pemangku wilayah selalu mengingatkan warga pentingnya memahami isi Surat Edaran (SE) Walikota tentang antisipasi kasus DBD.
Surat Edaran itu sudah dikoversi versi teks (turunan) dan bisa dibaca dengan klik link bercetak tebal ini "Baca Surat Edaran Walikota Surabaya tentang DBD 2025"
Point 7 dari Surat Edaran itu berbunyi, "Fogging/Pengasapan dilakukan berdasarkan hasil Penyelidikan Epidemiologi (PE) oleh petugas Puskesmas. PE yang dimaksud adalah upaya penyelidikan/investigasi fokus penularan penyakit DBD yang meliputi kegiatan pencarian/dentifikasi adanya kasus infeksi dengue dan/atau kasus suspek infeksi Dengue lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di tempat tinggal penderita dan rumah/bangunan sekitar, termasuk tempat-tempat umum yang berada dalam wilayah radius. Sehingga fogging bukanlah suatu tindakan pencegahan melainkan bentuk
pengendalian untuk memutus mata rantai penularan suatu penyakit.
Bertolak dari itu, KaPuskesmas menandaskan pemberantasan Sarang dan Jentik Nyamuk, sebagai aktivitas yang langsung ke akarnya. "Jadi Fogging tidak efektif. Apalagi yang di fogging selokan-selokan, sementara rumah ditutup rapat", ia mengingatkan.
Dalampada itu, "nyamuk penyebab demam berdarah, yaitu Aedes aegypti, lebih menyukai tempat-tempat dengan air bersih yang tergenang, bukan air kotor di selokan", Lurah Medokan Ayu Zainul Abidin, S. Sos., yang ditemui terpisah menambahkan.
Jadi, katanya, normalisasi kali sentong yang ini kali dijalani, tidak ada kaitan dengan kasus DBD secara langsung. Normalisasi sungai satu bentuk upaya menghalau banjir.
Nyamuk itu dapat berkembang biak di berbagai wadah yang menampung air bersih, seperti bak mandi, vas bunga, ban bekas, dan tempat-tempat lain yang tidak tertutup rapat.
Dalam pada itu, fogging (pengasapan) dinilai kurang efektif. Hanya membunuh nyamuk dewasa, sedangkan PSN menargetkan jentik dan sarangnya secara berkelanjutan.
Berdasarkan catatan fogging juga memiliki beberapa bahaya yang perlu diperhatikan. Efek samping yang umum terjadi akibat paparan asap fogging antara lain adalah iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta masalah pernapasan seperti batuk dan sesak napas.
Selain itu, paparan berlebihan dapat menyebabkan keracunan insektisida, yang gejalanya bisa berupa mual, muntah, sakit perut, dan dalam kasus yang parah, bahkan kehilangan kesadaran.
TERINDIKASI DBD
Sampai kini, dr. Dini menjelaskan, masih ada warga yang terindikasi DBD. "Kecenderungan rumahnya jarang mau diperiksa jentik oleh tim KSH-PSN", dokter Kapuskesmas itu heran.
Masalah lain, bebarengan dengan jadwal periksa jentik oleh tim KSH-PSN, ada rumah yang terkunci. Pemilik pergi. Tentu ini juga masalah, bila dirumah itu kurang terkontrol dalam menghambat siklus nyamuk.
Dengan demikian, "Demi menghindari kasus DBD lebih baik mengaktifkan gerakan PSJN di tiap rumah warga", dokter Dini menyimpulkannya.
Dokter Dini Octavia Sitaresmi Jumat pagi 25 Juli itu menghadiri acara Gebyar PSN di RW13 Medokan Ayu. Saat itu hadir pula Lurah Medokan Ayu Zainul Abidin, S.Sos., Ketua Tim Penggerak PKK Medokan Ayu, Supervisi dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya, yang warga RW14, akrab dipanggil Yumita.
Tampak hadir pula koordinator Kelompok Kerja (Pokja) Kesehatan PKK Kelurahan Medokan Ayu Ny. Suryaningtyas — yang juga warga RW04 dan anggota Ny. Sutinta — warga RW01.
Dijelaskan, kegiatan rutin dari Gebyar PSN ini sebagai bagi dari strategi proaktif dalam mengendalikan DBD secara holistik.
Holistik adalah pendekatan yang mempertimbangkan suatu hal secara keseluruhan, bukan hanya bagian-bagian terpisahnya.
Dalam konteks kesehatan, holistik berarti memperlakukan seseorang sebagai individu yang utuh, dengan mempertimbangkan aspek fisik, mental, emosional, dan spiritual.
Gebyar PSN sebagai kegiatan serentak dan berkala setiap bulan di Medokan Ayu. Tujuan utama demi tetap terjaganya Semangat "mencegah penyebaran penyakit DBD".
![]() |
Lurah Medokan Ayu Zainul Abidin, S. Sos., memberikan sambutan. |
![]() |
Ketua RW13 Khoirul Chuluk — tuan rumah memberikan sambutan. |
Sajian video warga peduli Novi Rauf dari RW11
![]() |
foto oleh Za |
![]() |
Ramah tamah |
![]() |
Aktivitas PSN di RW13 |
![]() |
Pengamanan lingkungan |