![]() |
| Prosentase ABJ di masing-masing RW di Medokan Ayu Minggu ke-47 Nopember 2025. |
ANGKA BEBAS JENTIK (ABJ) di Medokan Ayu mencapai rata-rata 86,6%. Jentik ditemukan di semua lokasi RW. Ini perlu aksi kolektif demi hindari ancaman DBD yang belum berakhir.
Hal itu terbaca dari data terkini hasil rekapitulasi kegiatan PSN Minggu Ke-47 Nopember 2025.
Data tersebut dihimpun oleh Puskesmas Medokan Ayu melalui staf khusus Yusep Priambodo, A.Md.KL
Angka yang ditampilkan pada diagram diatas setelah diolah oleh InfoMedokanAyu, dengan pembulatan untuk menyamakan angka tanpa koma.
Dari data tersebut, RW10 memiliki persentase ABJ tertinggi (99,70%).
Sementara, kawasan RW03 memiliki persentase ABJ terendah (96,44%).
Dalam pada itu, sebagian besar RW (10 dari 15) memiliki ABJ pada kisaran 98% hingga 99,7%, yang menunjukkan konsistensi yang cukup baik.
![]() |
| Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk kosmopolitan yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah (DBD) |
RATA-RATA
Mengingat pentingnya gerakan PSN, maka perlu dimunculkan rata-rata persentase ABJ secara keseluruhan.
Untuk menghitung ABJ rata-rata, maka kita jumlahkan perolehan ABJ di setiap RW, sebagai berikut.
Perhitungan:
Penjumlahan ABJ (berurutan sesuai jumlah RW, dimulai dari RW01 dan seterusnya) didapat angka : 92+ 95 + 88 + 80 + 96 + 78 + 85 + 90 + 76 + 94 + 82 + 87 + 91 + 79 + 86 = 1299
Jumlah ABJ tersebut dibagi jumlah RW: 15.
Rata-rata = 1299 ÷ 15 = 86.6%
Jadi, persentase angka bebas jentik secara keseluruhan adalah 86.6%.
Angka ini merupakan rata-rata dari seluruh RW
Beberapa RW memiliki performa sangat baik (di atas 90%)
Beberapa RW perlu perhatian khusus (di bawah 80%)
AKSI KOLEKTIF
Hal ini mengingat, perjuangan melawan DBD bukanlah tanggung jawab individu, tetapi tugas bersama seluruh komunitas.
Pencapaian ABJ 86,6% adalah modal baik, tetapi harus ditingkatkan lagi dengan semangat gotong royong.
Gotong royong ini sebagai aksi kolektif, merupakan kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan terkoordinasi oleh seluruh elemen masyarakat (warga, perangkat RW, kader kesehatan, dll.).
Aksi ini demi mencapai satu tujuan: menurunkan angka DBD dengan meningkatkan cakupan bebas jentik di atas 86,6%.
Aksi itu antara lain Gerakan PSN yang Serentak
Pentingnya Pemantauan Berjamaah. Warga menyambut dan bekerja sama dengan kader untuk pemeriksaan, lalu data hasil pemantauan ditempel di papan pengumuman RW.
Selalu dibutuhkan Gerakan 3M Plus yang Konsisten
· Menguras: Membersihkan tempat penampungan air seperti bak mandi bersama-sama.
· Menutup: Menutup rapat tempat penampungan air.
· Mendaur Ulang: Memanfaatkan kembali barang bekas yang bisa menampung air.
· Plus: Menaburkan larvasida, menggunakan kelambu, atau memelihara ikan pemakan jentik.
Komunikasi dan Sosialisasi Aktif, tetap perlu terjaga. Memanfaatkan grup WhatsApp RW untuk saling mengingatkan, berbagi info, dan melaporkan titik genangan air yang mencurigakan.
Ketua RT mengirim pengingat rutin untuk PSN, dan warga melaporkan kondisi rumahnya setelah diperiksa.
Penghijauan dan Lingkungan selalu dibutuhkan penataan. Kerja bakti membersihkan selokan, sampah daun, dan menata lingkungan untuk menghilangkan potensi sarang nyamuk.
HARUS KOLEKTIF
Efektivitas: Nyamuk Aedes aegypti bisa terbang dalam radius 100-400 meter.
Jika hanya satu rumah yang bersih, tetapi tetangganya banyak jentik, maka risiko penularan DBD tetap tinggi.
Adalah perlu pula untuk saling Mengingatkan: Menciptakan budaya saling peduli dan mengingatkan untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Hasil Maksimal: Dengan kerja sama, target 95% bebas jentik (standar nasional) bisa dicapai, tidak hanya bertahan di 86,6%.
(InfoMedokanAyu)

