PERINGATAN hari jadi kota Surabaya berlangsung beberapa hari lagi. Medokan Ayu salah satu kawasan sisi Timur kota, juga aktif merayakannya pada 17 Mei-1Juni 2025.
Kepastian itu diperoleh InfoMedokanAyu dengan telah terpenuhinya sinergi Lingkungan Rukun Warga (RW) dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Medokan Ayu, dalam merancang mata acara peringatan.
Ini mengingat pula, merayakan hari jadi kota bukan sekadar seremonial. Paling utama sebagai investasi sosial-budaya, yang berdampak jangka panjang bagi perkembangan wilayah dan kualitas hidup warga.
Sinergi RW dan LPMK pada pertemuan di balai RW01 Medokan Ayu, pada 25 April 2025.
InfoMedokanAyu sebagai media komunitas yang merajut Info Potensi Kawasan Medokan Ayu, dipastikan akan mengabarkan acara peringatan itu secara menyeluruh.
InfoMedokanAyu juga menempatkan sajian gambar-gambar yang menarik dari rangkaian kegiatan itu pada halaman spesial. Yakni EkstraMedokanAyu-EMA yang terpapar selamanya, sebagai rekam jejak Medokan Ayu.
Gambar-gambar itu pada awalnya dijaring oleh saudara kita Didik Tri Winarno, yang pula tercatat sebagai koordinator dokumentasi acara peringatan HUT Surabaya oleh Medokan Ayu.
Dokumentasi ini bersifat terbuka demi Medokan Ayu. Maka, warga peduli dipersilahkan kirim hasil potretnya terkait perayaan hari jadi Surabaya langsung ke telepon Didik Tri Winarno - 0813-3201-7671.
KEGIATAN
Dukungan kegiatan merayakan hari jadi kota Surabaya oleh warga Medokan Ayu, antara lain mengagendakan kegiatan lomba. Yakni Bulu Tangkis, Tenis meja, Senam, Jalan Sehat, Musik Patrol.
Panitia juga melengkapi dengan hiburan musik orkes elekton, serta menggelar bazar UMKM.
LOMBA
Lomba olahraga bisa dimaknai pula sebagai cerminan semangat kolektif warga.
Kegiatan ini tidak hanya memeriahkan acara. Juga sarana membangun kebersamaan, kesehatan, kebanggaan lokal dan tentu, diharapkan mendatang lebih baik lagi.
"Mens sana in corpore sano"— jiwa yang sehat terdapat dalam tubuh yang kuat — lomba olahraga mengajarkan pula, kemajuan kota dimulai dari masyarakat yang sehat dan bersatu.
Dengan demikian lomba olahraga tidak hanya sekadar ajang kompetisi fisik, tetapi memiliki makna yang lebih dalam, mencakup dimensi sosial, budaya, dan pembangunan karakter masyarakat.
Lomba olahraga menjadi media edukasi karakter. Disini, penghargaan terhadap peserta yang menunjukkan sikap pantang menyerah. Nilai-nilai ini diharapkan tercermin dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Perayaan hari jadi ini juga tampak ada upaya melestarikan warisan budaya sekaligus menarik minat generasi muda. Yakni dengan digelar lomba musik patrol.
BAZAR UMKM
Bazar Usaha Mikro, Kecil dan Mengah (UMKM) menjadi salah satu acara pilihan yang disajikan pada perayaan hari jadi. Ini merupakan perpaduan antara ekonomi, budaya, dan sosial.
Bazar UMKM tidak hanya menjadi ajang transaksi, tetapi juga simbol kebersamaan, identitas, dan optimisme warga akan masa depan kawasannya.
Melalui bazar UMKM, peserta bisa meningkatkan penjualan langsung, memperluas pasar, dan mendorong pertumbuhan usaha mikro.
Produk UMKM seperti kuliner tradisional juga menjadi representasi kearifan lokal yang terjaga melalui perayaan hari jadi .
Hal realistis dari bazar, juga menjadi titik temu masyarakat dari berbagai latar belakang. Ini termasuk pembangunan kebersamaan
Bazar sekaligus juga media edukasi dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Disini peserta berinteraksi langsung dengan konsumen. Pelaku UMKM mendapatkan respon balik untuk meningkatkan kualitas produk .
HIBURAN
Sajian hiburan yang disuguhkan panitia acara. memiliki makna berlapis. Bukan sekadar sebagai sarana menghibur masyarakat.
Hiburan yang sederhana pun membangun rasa bangga dan keterikatan emosional warga terhadap wilayahnya.
Acara hiburan sering kali dihadiri oleh beragam lapisan masyarakat, dari berbagai usia, latar belakang, dan profesi.
Itu di antara momen penting menyatukan perbedaan, menciptakan rasa kebersamaan, dan memperkuat ikatan sosial dalam keragaman.
Hiburan yang disajikan bersama bazar, juga sarana revitalisasi ekonomi pasca-krisis atau sebagai bagian dari strategi pengembangan ekonomi berbasis budaya.
(Priono Subardan)
