Sabtu, 05 April 2025

Rachman, SE (82) Pulih dari Stroke, Ajarkan Hidup adalah Tentang Bagaimana Kita Bangkit, Bukan Sekadar Bertahan

Rachman, SE., "Kita harus bangkit"

PERJALANAN Rachman, SE., (82) eks ketua RW08 Medokan Ayu periode 2007-2010 sungguh luar biasa dan menginspirasi. Seseorang yang berhasil pulih dari stroke dan tetap menjalani hidup dengan umur panjang.

Demikian kesimpulan yang bisa dituangkan melengkapi tulisan sebelumnya, yang diunggah dengan judul "Rachman SE (82) Eks Ketua RW08 Medokan Ayu 2007-2010, Berhasil Pulih dari Stroke dan Jalan-jalan ke Malaysia"

Tak dapat dipungkiri Track Record perjalanan yang senantiasa berada di relNYA, membuahkan berkah di hari akhir dinasnya di TNI AL pada 1998, dengan pangkat terakhir Kolonel.

Namun, gemetar pula saat itu, dan wajar. Segala bahan kebutuhan harus beli. Sementara, uang pensiun dibawah satu juta. "Ketika itu, juga belum memiiki rumah. Masih rumah dinas di kompleks Angkatan Laut Kenjeran", kenangnya.

Bersyukurpun kemudian terus dipanjatkan. OlehNYA diberikan kesempatan bergabung diperusahaan besar. "Bapak ditawari bergabung di Admiral Lines", Lies Wahyu Sayekti, istrinya, yang lahir di Kediri 17 Agustus 1955, merasakan keberkahan dariNYA.

Rachman pun bergabung dengan Admiral Lines selama 4 tahun. 2001-2004. "Bergabung dengan PT Admiral Lines dengan status penugasan dari Markas Besar (Mabes) TNI AL sebagai Direktur Operasi", Rachman menjelaskan.

Semangat profesional pun menyelimuti lagi dan dengan latar disiplin militer, penugasan dari Mabes TNI AL adalah hal terhormat. Beliau bergabung tanpa mengetahui imbalan yang bakal diterima dan tetap mencurahkan segalanya untuk Admiral Lines.

PT Admiral Lines adalah perusahaan pelayaran yang didirikan pada tahun 1966. Perusahaan ini berada dibawah yayasan sosial TNI AL. 

PT Admiral Lines memiliki kantor cabang dan perusahaan bongkar muat di pelabuhan utama di Indonesia. Perusahaan ini juga memiliki beberapa agen di luar negeri. 

Saat menerima gaji dari Admiral Lines yang kali pertama, Rachman kaget dan tak percaya. "Pasti ini ada kesalahan", pikirnya ketika itu, seraya menambahkan karena nilainya sangat besar, sekitar enam kali dari nilai yang diterima saat dinas dengan pangkat kolonel.

Uang itu pun tidak segera dibawa pulang. Siap dikembalikan bila memang ada kesalahan. Hanya senilai gaji saat dinas yang diberikan kepada sang istri.

Kepastian bawa nilai gaji yang benar diyakini, ketika menerima lagi pada bulan berikutnya. Nilainya tidak berubah. Ekstra bonus dariNYA sungguh luar biasa, bila melangkah sesuai garisnya.

"Ya bahagia sekali pak. Selama Bapak dinas, dan sering berada di kapal-kapal besar TNI AL keinginan memiliki mobil pribadi tak pernah terpenuhi. Justru di hari tua dicukupi", kata sang Istri, yang bersaudara teman seangkatan dengan Rachman, sekaligus menjodohkannya.

Selimut kebahagian dariNYA pun, masih terus menghangatkannya. "Panglima memberikan hadiah uang muka rumah, ya ... yang ditempati di YKP ini", kata Rachman, yang kemudian pada 2004 menempatinya, meskipun rumah dinas masih diijinkan digunakan selama suami-Istri membutuhkan.

STROKE
Pada pertengahan 2008, menderita stroke. Itu tahun kedua pada masa bhakti sebagai ketua RW08 Medokan Ayu.

Ganjaran ini disamping dilalui dengan keikhlasan melepas atribut sosial yang melekat pada dirinya, beliau juga juga kian paham untuk selalu periksa kesehatan. "Dulu saya selalu percaya diri. Saya sehat", tandasnya.

KebesaranNYA pun hadir. Beliau pulih dan bisa melanjutkan memandegani RW08, hingga akhir masa bhakti 2010.
 
Ini secara tidak langsung tidak hanya mencerminkan ketangguhan. Juga membuktikan, hidup bermakna dan tetap dicapai setelah mengalami tantangan kesehatan serius. 
Kini, harian beliau hanya bergerak "Bertanam, termasuk didepan rumah tetangga", katanya sembari tertawa.

"Kegiatan lain di luar kawasan ya kontrol kesehatan di rumah sakit sambil cuci mata naik angkutan kota", tandasnya dengan getstur yang menampakan menikmatinya. 

SIMBOL KEMENANGAN atas KETERBATASAN
Itu Kondisi kini dari sosok Rachman. 
  • Pemulihan dari stroke seringkali melibatkan perjuangan fisik dan mental yang berat, seperti: 
    • Re-learning basic skills: Belajar berjalan, berbicara, atau menggerakkan anggota tubuh yang lumpuh. 
    • Adaptasi dengan perubahan: Misalnya, menerima keterbatasan mobilitas atau gangguan memori. 
Sosok yang berhasil melewati fase ini dan tetap hidup panjang umur menunjukkan bahwa keterbatasan bukan akhir dari segalanya. 

Rachman membuktikan bahwa manusia mampu beradaptasi dan tetap produktif meski dengan kondisi baru.

KOMITMEN UNTUK KESEHATAN
Rachman memegang komitmen hidup panjang setelah stroke membutuhkan disiplin seumur hidup, seperti: 
Mengontrol faktor risiko (tekanan darah, gula darah, kolesterol) agar stroke tidak kambuh. 
Pola hidup sehat yang konsisten: diet seimbang, olahraga ringan (sesuai kemampuan), dan menghindari stres. 

Konsistensi ini mengajarkan, kesehatan adalah investasi jangka panjang, bukan sekadar "obat instan".

MENGHARGAI HIDUP 
Dari obrolan dengan ketua RW08 Medokan Ayu 2007-2010, dapat disimpulkan sosok yang pulih dan berumur panjang seringkali memiliki perspektif hidup yang lebih dalam: 
-Syukur atas hal kecil : Kemampuan mengangkat tangan, berbicara jelas, atau menghirup udara pagi menjadi berharga. 
Fokus pada tujuan hidup: Banyak yang beralih ke aktivitas bermakna, seperti meningkatkan taqwa. 

Kisah Rachman mengingatkan pula untuk tidak menyerah pada keadaan dan selalu mencari makna dalam setiap fase hidup.

USIA BUKAN HALANGAN UNTUK PULIH
Stroke bisa menyerang siapa saja, termasuk lansia. Pemulihan di usia lanjut sering dianggap "mustahil", tetapi mereka yang berhasil: 
  • Mematahkan stereotip bahwa lansia tidak bisa sembuh total. 
  • Mendorong semangat rehabilitasi bagi pasien stroke di segala usia. 
KELUARGA DAN KOMUNITAS
  • Keluarga penyintas stroke sering merasa terbeban secara emosional dan finansial. Keberhasilan pulih dan hidup panjang memberi mereka kekuatan untuk terus mendukung. 
  • Komunitas medis juga terinspirasi melihat pasien yang kooperatif dan bersemangat, memperkuat keyakinan bahwa rehabilitasi bisa sukses.
UMUR PANJANG PASCA STROKE
Keberhasilan ini tidak terjadi secara kebetulan. Beberapa faktor kuncinya: 
  • Dukungan keluarga: Peran caregiver yang sabar dan empatik. 
  • Akses ke rehabilitasi berkualitas: Terapi fisik, okupasi, dan wicara yang tepat. 
  • Teknologi medis: Alat bantu jalan, aplikasi pemantau kesehatan, atau terapi robotik. 
  • Kesehatan mental: Mengatasi depresi pasca-stroke dengan konseling atau kelompok pendukung. 
Kisah pulih dari stroke dan berumur panjang adalah bukti nyata bahwa: Stroke mungkin merenggut sebagian kemampuan fisik, tetapi tidak bisa mengambil semangat hidup, kecerdasan emosional, atau tekad untuk terus berkontribusi.

Kisah pulih dari stroke ini secara tidak langsung  mengajarkan, hidup adalah tentang bagaimana kita bangkit, bukan sekadar bertahan 

(Priono Subardan)