Rabu, 26 Maret 2025

Kondisi Markuat Kian Membaik, Setelah Serangan Stroke Ramadan ke-9 di Lokasi Kerja Tambal Ban Dekat Rumah Pompa Medokan Asri

Kondisi Markuat pada Rabu, 26 Maret sudah bisa mengangkat tangan kanan.

MARKUAT seorang warga RT04 RW03 Medokan Ayu yang menderita serangan stroke pada 17 hari lalu, sudah mengalami banyak kemajuan, hari ini Rabu, 26 Maret. Semoga segera bisa beraktivitas lagi.

Markuat memperlihatkan pemulihan dengan mengangkat tangannya. 

Usai Tarawih, sekitar pk. 21.00 IMA-InfoMedokanAyu mengunjungi rumah penderita yang berada di Gang Mushola RW03, yang disambut senyum bahagia oleh penderita atas pemulihan yang membanggakan.

Penderita bercerita kini ke kamar mandi tak lagi "dibopong". Sudah bisa berjalan sendiri, meski dengan tertatih-tatih. "Alhamdulillah", katanya.

Kunjungan oleh IMA-InfoMedokanAyu ini yang kali ke-2. Sebelumnya, setelah memperoleh chat kabar, pada Jumat, 21 Maret sekitar Pk. 16.00 WIB, IMA-InfoMedokanAyu kesana, dan melihat gerakan yang dilakukan masih sebatas jari-jari.

Peristiwa serangan stroke terjadi sekitar Maghrib di lokasi kerja Tambal Ban. Yakni dekat rumah pompa Medokan Asri. Persisnya sisi selatan sungai dan mepet sisi Barat Jembatan. 

Pada Minggu, 9 Maret itu, sekitar pk, 16.00 penderita menerima dua pelanggan untuk perbaikan ban sepeda. Tetapi, satu pelanggan ditolaknya. Badan terasa menggigil dan lemas.

Pada pokok 17.00 WIB tak mampu merapikan peralatan kerjanya. Diputuskan istirahat sejenak. Menggeletak dibangku. "Pikir saya, istirahat sejenak dan ketika sudah enakan, saya mengambalikan lagi perangkat yang berserakan lalu pulang", dia menceritakan awal serangan stroke tiba dan terdengar vokalnya tidak terganggu.

Tanpa disangka, ketika dibuat bangun malah muntah dan terasa kian panas, sekujur tubuh sisi kanan, mulai dari kepala hingga kaki. Juga tak bisa bergerak. "Selain merasa panas, juga kulit tubuh sisi kanan merasa tebal dan tak terasa", imbuhnya.   

Sementara, sang istri sedang di Mushola yang sekitar 5M sisi kiri rumahnya. Usai Maghrib, istri pulang dan mendapati sang suami belum pulang. "Ini tidak biasanya. Saya lalu bersepeda melihat ke tempat kerja bapaknya. Ada apa", begitu tuturnya.

Di lokasi kerja suami, sepi. Ketika dihampiri, dilihatnya suami seperti tidur. "Saya bangunkan. Saya kaget. Ternyata bapaknya sakit tidak bisa bergerak", katanya seraya menambahkan, lalu dititipkan ke seseorang yang buka kaki lima di sisi selatan jembatan.

Sang Istri dengan pikiran yang kalut, balik kerumah dengan mengayuh sepeda memohon bantuan tetangga.

Firman dan putranya, yang rumahnya berhadapan dengan Mushola membantu. Membonceng penderita dengan dipegangi oleh putranya. Satu motor 3 orang.

Tidak cukup disitu. Istrinya merapikan peralatan kerja yang masih berserakan dan menaikannya ke gerobak becaknya.

Sementara, Firman setelah mengantar pulang penderita, balik lagi ke lokasi kerja dengan mengajak tetangga. Arif namanya, untuk menarik gerobak becak itu.

Pada pk. 23.00 WIB berangkat ke RS Haji, bersama istrinya. Diantar dua putranya yang sudah balik  dari kerja.

DAPAT BANTUAN KURSI RODA
Markiuat yang lahir di Ponorogo, 30 Juni 1963 ini pada Selasa, 25 Maret lalu dapat bantuan kursi roda dari Dinas Sosial Kota Surabaya.

Bantuan itu terealisasi sangat cepat. Pada Senin sosok Hasim Santosa dari TKSK Rungkut survei ke rumah pendertita setelah menerima masukan dari KSH setempat. Sehari kemudian, pada Selasa, 26 Maret bantuan kursi roda sudah datang dan siap digunakan.

Sopir dari Dinsos Kota (kiri), Rendra (dari kelurahan), Penderita dan istri, Arifin staf Dinsos Kota Surabaya.
  
Hasim Santosa dari TKSK Rungkut berbincang dengan penderita. 

(Priono Subardan)