Selasa, 24 Juni 2025

Jl. Wonoayu RW03 Medokan Ayu Semalam Banjir Penggemar Campursari plus Niken Salindry


TAMPILAN Niken Salindry (nama lahir: Dimas Niken Salindri) membanjirkan penggemar Campursari di Jl. Wonoayu, kawasan RW03 Medokan Ayu semalam, Senin, 23 Juni 2025.

Ini secara tidak langsung indikasi pemilihan hiburan oleh M. Khusen, S. Sos., ketua RW03 Medokan Ayu yang sesuai minat warga Medokan Ayu secara umum.

Oleh sebab itu, persiapan pun dilakukan secara matang. Sebagaimana arsip beritanya, berjudul "Demi Warga Medokan Ayu, Panggung Campursari Niken Salindry plus Cak kartolo dan Ning Tini Telah Siap Siang ini"

Kehausan hiburan ini antara lain ditandai hingga bermunculannya "bakul" keliling alas duduk. Juga hadirnya "bakul" minuman berjalan menghampiri para hadirin.

Para bakul ini memperkirakan di antara hadirin pasti membutuhkan alas duduk lesehan, dalam menikmati campursari dengan tampilan Niken Salindry.

Pun bakul minuman keliling ber-intuisi harus hadir. Ketika acara dimulai si bakul memastikan hadirin tidak akan beranjak dari tempat duduk menuju bazar UMKM, yang juga melengkapinya.

Disamping itu, jalanan yang sesak oleh banjirnya penggemar, salah satu prediksi yang terbukti atas dugaannya.

Saking sesaknya seorang ibu warga RW02, yang masih ber-KTP Jawa Tengah kesulitan hendak balik, ketika orang tuanya yang sudah berumur mengajaknya pulang.

Bersyukur bertemu Bhabinkamtibmas Aipda Sofian Maulana, S.H., dan memberitahukan "jalan tikus" dan lancar bisa dilewati.

Salah satu "bakul" tikar alas duduk menjajakan dagangannnya.

Salah satu "bakul" minuman keliling, sejak acara belum dimulai sudah menjajakan dagangan kepada para hadirin yang sejak sore sudah di lokasi "strategis" untuk menikmati Campursari.

WAJAH BARU
Sementara itu, Niken Salindry saat ini salah satu wajah baru musik Indonesia yang berhasil mempopulerkan kembali budaya Jawa melalui karya-karyanya

Campursari adalah genre musik khas Indonesia yang lahir dari perpaduan unsur tradisional Jawa (seperti gamelan dan langgam Jawa) dengan alat musik modern (gitar, keyboard, drum).

Kata "Campursari" berasal dari bahasa Jawa: "campur" (campuran) dan "sari" (esensi), mencerminkan harmoni antara tradisi dan modernitas.

Campursari sangat "erat dengan telinga masyarakat Jawa Timur" karena fleksibilitasnya dalam memadukan keroncong, langgam, pop, dan dangdut.

Hal itu menunjukkan bahwa campursari masih menjadi salah satu genre yang cukup diminati, meski belum tersedia data peringkat pastinya dibanding genre musik lain.

Pun sejarah musik telah mengukirnya. Campursari sempat menjadi fenomena besar di Jawa Timur pada tahun 1990-an, terutama setelah inovasi oleh Manthous.

Kesenian itu sering ditayangkan di televisi lokal dan banyak digunakan dalam acara hajatan seperti pernikahan.

Surabaya juga tercatat salah satu tempat awal kemunculan istilah "campursari" melalui siaran RRI Surabaya pada 1970-an.

PENGARUH MEDIA SOSIAL
Tak dapat dipungkiri. Media sosial antara lain TikTok, Instragram, juga YouTube turut membentuk nama besar Niken Salindry dengan Campursarinya.

Malah ketika salah satu WA Group di Medokan Ayu memunculkan info akan ada Campursari dan Niken Salindry, beberapa "Emak-emak", juga "Bapak-bapak" menghubungi InfoMedokanAyu, menanyakan kebenaranya.

Beberapa pembaca Weblog Komunitas Warga Medokan Ayu itu malah berpesan untuk memposting kegiatan Campursari dan Niken Salindry di Medokan Ayu. "Niken Salindry itu sekarang lagi viral", tulis salah satu Chat warga.

Di konten musik Jawa, Niken Saliundry memang viral di TikTok. Sosok kelas 2 SMA ini menjadikannya ikon budaya bagi generasi muda.

Pengikut akun Instagram (@niken_salindry_reall) miliknya, juga terrus bertambah lebih dari 436 ribu followers. Sementara YouTube (Niken Salindry Official) memiliki lebih 112 ribu subscriber.
Single-single lagunya seperti "Kidung Wahyu Kolosebo" dan "Lara Asmara" (kolaborasi dengan Paijo Londo) sukses secara komersial.

INDUSTRI HIBURAN
Industri hiburanpun memperhitungkannya. Maka ditampilkan pula di acara TV nasional seperti Hitam Putih, OVJ, Rumah Seleb MNCTV, dan I Can See Your Voice.
  
Masuk pula dalam kolaborasi prestisius. Antara lain berduet dengan artis seperti Eny Sagita ("Pikir Keri"), Arya Galih ("Nglilakne Kowe"), dan Syahiba Saufa ("Pantun Janda").
  
Juga peraih prestasi sebagai salah satu artis dangdut papan atas Indonesia berkat kualitas vokal dan adaptasinya pada genre campursari.

PRESTASI TERKINI
Kini Niken Salindry ekspansi karier ke dunia akting. Film perdananya "Bulan Darah" akan segera dirilis.
  
Namun, sosok yang kala bicara bernada manja ini, tetap aktif merilis lagu baru, terkait akar musik tradisional Jawa.  

INDONESIA RAYA
Di Medokan Ayu itu, acara diawali dengan menyanyikan bersama lagu kebangsaan "Indonesia Raya" dengan semua hadirin berdiri.

Selanjutnya, Ustadz H.M.Syahid Efendi, yang bukan sosok baru di RW03 memimpin doa, yang terlihat dalam LiveStreaming ini.

TOKOH HADIR
Acara ini dihadiri sejumlah tokoh. Antara lain Sarmuji-Sekjen DPP PARTAI GOLKAR, Blegur Prijanggono- Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Hadi Setiawan-Sekertaris Fraksi Partai Golkar DPRD Jawa Timur, Sumardi anggota Komisi A DPRD Jawa Timur, dan Ahmad Labib anggota DPR RI Komisi VI.

Selengkapnya Panggung Campursari plus Niken Salindry, bisa dilihat melalui klik LiveStreaming ini.

Adapun cuplikan-cuplikan versi gambar di kawasan RW03 Medokan Ayu itu, sebagai berikut.


Sekjen DPP Partai Golkar Muhammad Sarmuji, S.E., M.Si, bersama istri berfoto menggapit Niken Salindry.



Berguyon dengan pembawa acara, Niken Salindry (paling kanan), dengan dua penyanyi pendamping senantiasa diatas panggung. Sekitar panggung sesak penonton. 






Kartolo yang semakin tua pun berkomentar. "Naik panggung kini dituntun kayak wong mabuk", kelakarnya lantaran sekitar pagung sesak. 

Niken spontanitas berkolaborasi dengan pelawak Mama Okta.




Tim Campursari dan Niken Salindry hadir