"Pak lurah sempat mengelus kepala berulang ketika hendak atau kala bercerita usai memantau kawasan Tambak Medokan Ayu", begitu Getstur yang terlihat pada Lurah Medokan Ayu, secara tidak langsung bisa dimaknai hanyut dalam keprihatinan.
"Tinggi lantai pemukiman disana beragam. Bangunan baru cenderung lebih tinggi. Kasihan yang lama, lantai lebih rendah dan bila banjir, pasti tergenang duluan. Bisa dibayangkan bagaimana repotnya, pemilik rumah bila banjir, dan penghuni sudah berusia lanjut ", katanya.
Dalam giat normalisasi ini, dikatakan, pemerintah kota melalui kelurahan membutuhkan dukungan warga.
Normalisasi dilakukan dengan skala prioritas yang tidak mengundang masalah, menempati urutan pertama. Seperti Normalisasi Sungai Avour Medokan Ayu.
Sementara, normalisasi aliran umum yang "sempit" dan yang berujung "buntu", harus lebih dulu didukung kesepakatan. Intinya demi masa depan dan demi antisipasi banjir.
Dalam kaitan ini, dibutuhkan laporan masukan dari warga. Lebih baik dilengkapi foto.
Info ini terekam InfoMedokanAyu, saat pertemuan informal Lurah Medokan Ayu dengan warga Mohammad Shofi, yang tergerak membantu dalam gerakan antisipasi banjir, di kelurahan Medokan Ayu, Rabu, 6 Nopember, sekitar pk. 13.00
Pada pertemuan itu, hadir pula Hermawan, mantan anggota LKMK periode Nawawi Ahmad periode 2010-2016 dan 2019-2022. Beliau memberikan masukan lokasi-lokasi aliran umum, yang kemudian bermasalah.
![]() |
Sungai Avour Medokan Ayu foto diambil dari kanan (sisi selatan) RT12 RW02, dan sisi kiri (sisi utara) masuk wilayah RW14. Foto 6 Nopember 2024 |
![]() |
Sungai Avour Medokan Ayu foto diambil dari kanan (sisi selatan) RT12 RW02, dan sisi kiri (sisi utara) masuk wilayah RW14. Foto 6 Nopember 2024 |
![]() |
Sungai Avour Medokan Ayu. Foto diambil dari kanan (sisi selatan) RT12 RW02, dan sisi kiri (sisi utara) masuk wilayah RW14 dan 15. Foto 6 Nopember 2024 |
![]() |
Warga RT12 RW02 bekerja bhakti (2 Nopember) atas sungai Avour Medokan Ayu, yang berhimpitan dengan wilayah nya. |