![]() |
Gus Gendeng (kiri), ketika hendak memberikan Tausiah, yang pada saatnya lebih banyak se-lantai dengan hadirin. |
PENTINGNYA selalu menjaga kedamaian. Juga pentingnya hidup guyub rukun dalam lingkungan pemukiman. Demikian Gus Gendeng Al Jawi dalam tausiah memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid An-Nur, Medokan Ayu, Jumat Malam.
Gus Gendeng dari Padepokan Mayangkoro: Gampeng Rejo, Kediri itu mengawali Tausiahnya pk 21.20 dan berakhir pada pk 24.00.
Sosok dikenal sebagai pimpinan Jamaah Kaum Pinggiran Kediri ini, gaya ceramahnya tidak formal. Pun penyampaianya tidak diatas panggung.
Beliau menguraikan tausiahnya lebih banyak menyatu dengan hadirin, berdiri, sambil jalan kesana-kemari tanpa alas kaki. Kadang pula duduk bersila, di lantai.
Beliau sering memberikan wejangan kepada masyarakat, sebagaimana malam itu di masjid An-Nur.
Dalam peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dihadiri Lurah Medokan Ayu Zainul Abidin, S.Sos itu, Gus Gendeng menekankan pentingnya mentauladani akhlak Nabi Muhammad SAW dengan mempraktekan Islam.
Sebagaimana diketahui, dengan mampu mentauladani akhlak Rosullulah dipastikan akan diperoleh kedamaian. Suasana lingkunganpun akan didapati hidup guyub rukun, dimanapun berada.
Mentauladani akhlak Rosullulah antara lan dengan mempraktekan ajaran Islam. Bukan hanya lahirnya. Tapi juga bathinnya. Jadi selaras antara lahir dan bahin. "Antara jiwa dan raga, harus sepaham", tekannya.
Ditegaskan, bahwa Islam tidak pernah mengajarkan permusuhan. Islam juga tidak pernah menyalahkan siapapun.
"Maka, kita jangan menyalahkan siapapun. Lebih baik mengoreksi diri kita sendiri yang belum tentu benar".
"Bisa juga yang kita salahkan adalah yang benar", katanya mengingakan.
Menurutnya, Islam tidak menyalakan siapapun. Islam juga sangat menjauhi anggapan paling benar.
Itu harus dipegang. Sebagai umat Nabi Muhammad SAW tidak boleh merasa paling benar, sebagaimana diajarkan oleh Islam yang akrab dengan akhlak Rosullulah.
Diingatkan pula, gerakan sholat lebih baik juga mendasari sifat lahiriah. Dicontohkan, berjalan didepan orang, adalah lebih terhormat dengan mempraktekan gerakan Ruku' sholat.
Pun penggunaan jari telunjuk, lebih baik itu dipakai hanya untuk Allah. Antara lain dipakai dalam kesaksian sholat kala ber-takhiyat.
Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari, gunakan ibu jari (jempol) sebagai pengganti jari telunjuk. Hal-hal ini, dikatakannya, sangat mendasari tumbuhnya hidup guyub rukun.
Tausiah Gus Gendeng, memang lekat dengan kehidupan sehari-hari. Maka, adalah wajar bila waktu yang lama dalam ceramanya, membuat betah para hadirin.
![]() |
Lurah Medokan Ayu Zainul Abidin, S.Sos memberikan Sambutan |
Gus Gendeng memberikan Tausiah
![]() |
Hadirin |
![]() |
Fatayat |