MENGAJI KITAB KUNING merujuk pada aktivitas mempelajari dan memahami kitab-kitab klasik (turats) dalam tradisi keilmuan Islam, khususnya di pesantren dan lingkungan pendidikan Islam tradisional di Indonesia dan dunia Melayu.
APA ITU 'KITAB KUNING'
- Definisi: Kitab-kitab berbahasa Arab (atau berhuruf Arab/Pegon) yang ditulis ulama abad pertengahan hingga era pra-modern (abad 8–19 M), biasanya dicetak di atas kertas berwarna kuning untuk membedakannya dari kitab kontemporer.
- Ciri Khas:
- Ditulis tanpa harakat (syakal) dan tanda baca (muatan teks padat).
- Berisi kajian fikih, tauhid, tasawuf, tafsir, hadis, nahwu-sharaf, dll.
- Contoh populer: Fathul Qarib, Safinatun Najah, Aqidatul Awam, Alfiyah Ibnu Malik.
"MAKNA "MENGAJI" KONTEKS INI
- Bukan sekadar membaca, tetapi mengkaji secara mendalam dengan metode:
- Bandongan: Kiai membacakan kitab, santri menyimak dan memberi catatan (makna).
- Sorogan: Santri membaca kitab di depan kiai untuk dikoreksi.
- Proses ini melibatkan penerjemahan kata per kata (dari Arab ke Jawa/Sunda/Bahasa lokal) dan penjelasan konsep (diskusi).
TUJUAN MENGAJI KITAB KUNING
- Memahami warisan keilmuan Islam secara autentik dari ulama mazhab (terutama Syafi'i, Asy'ari, dan Al-Ghazali).
- Melestarikan sanad keilmuan (rantai transmisi pengetahuan dari guru ke murid).
- Membangun dasar keilmuan yang kokoh sebelum beralih ke studi kontemporer.
- Mengasah kecermatan linguistik Arab karena kitab kuning minim harakat.
POSISI PENTING TRADISI PESANTREN
- Kitab kuning adalah kurikulum inti pesantren salaf.
- Kemampuan menguasainya menjadi tolok ukur kedalaman ilmu seorang santri.
- Metode pembelajarannya menekankan kepatuhan pada guru (ta'dzim) dan ketekunan.
RELEVANSI DI ERA MODERN
- Menjaga khazanah pemikiran Islam klasik yang rawan terlupakan.
- Melatih logika dan analisis teks melalui pembedahan gramatikal Arab.
- Menjadi fondasi untuk dialog antara tradisi dan modernitas.
CONTOH PRAKTIS
Ketika mengaji kitab fikih Safinatun Najah, santri tak hanya menghafal hukum wudhu, tetapi juga:
- Menganalisis struktur bahasa Arabnya.
- Memahami dalil naqli (Al-Qur'an/hadis) dan logika qiyas di baliknya.
- Berdiskusi dengan kiai tentang konteks kekinian.
KESIMPULAN
Mengaji kitab kuning adalah proses transformasi ilmu-ilmu Islam klasik melalui metode transmisi tradisional, yang menekankan kedalaman pemahaman, akurasi linguistik, dan penghormatan pada otoritas keilmuan ulama terdahulu. Ia menjadi tulang punggung identitas keislaman Nusantara yang berbasis pesantren.
(Pengertian Mengaji Kitab Kuning oleh InfoMedokanAyu ini telah dikoreksi oleh Ustadz Moch. Toib, S.Pd, warga RW02)
