![]() |
Ilustrasi. Sumber its.ac.id |
KUPATAN adalah tradisi budaya yang berasal dari masyarakat Jawa, khususnya dalam konteks perayaan keagamaan Islam.
Istilah "kupatan" merujuk pada "ketupat" (nasi yang dimasak dalam anyaman daun kelapa), yang menjadi simbol utama dalam ritual ini.
Tradisi ini biasanya dilaksanakan pada hari ke-7 setelah Hari Raya Idul Fitri (Lebaran), yang dikenal juga sebagai Lebaran Ketupat atau Syawalan.
MAKNA dan KEGIATAN
- Simbol Penghormatan dan Syukur
- Kupatan adalah bentuk rasa syukur setelah menjalani puasa Ramadan dan 6 hari puasa sunah Syawal. Ketupat melambangkan kesucian, permohonan maaf, dan perbaikan diri.
- Pembuatan dan Pembagian Ketupat
- Masyarakat membuat ketupat dan menyajikannya dengan lauk-pauk seperti opor ayam, sambal goreng, atau sayur labu. Ketupat juga dibagikan kepada keluarga, tetangga, atau orang yang membutuhkan sebagai bentuk kebersamaan.
- Silaturahmi
- Tradisi ini menjadi momen untuk mempererat hubungan sosial melalui kunjungan ke rumah sanak saudara atau pengajian bersama.
FILOSOFI KETUPAT
- Anyaman daun kelapa melambangkan kompleksitas kesalahan manusia yang perlu dimaafkan.
- Bentuk segi empat (kupat) Simbolis yang mewakili "laku papat" (empat tindakan): lebaran, luberan, leburan, dan laburan (konsep Jawa tentang saling memaafkan dan berbagi).
Kupatan adalah perpaduan unik antara nilai Islam dan kearifan lokal Jawa, menekankan kebersihan hati, kebersamaan, dan kepedulian sosial.
Tradisi ini masih lestari di daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta.