Kentongan di Masjid

Kenthongan kini banyak masjid menggantikannya dengan pengeras suara.

"KENTONGAN" adalah alat tradisional yang juga sering ditemukan di masjid-masjid di Indonesia, terutama di daerah pedesaan atau komunitas yang masih mempertahankan tradisi lokal. 

Kentongan terbuat dari bambu atau kayu yang dilubangi bagian tengahnya dan dipukul menggunakan alat pemukul untuk menghasilkan suara yang khas.

Fungsi Kentongan di Masjid:
  • Penanda Waktu Salat 
Seperti bedug, kentongan digunakan untuk memberi tanda bahwa waktu salat telah tiba. Biasanya, kentongan dipukul beberapa kali sebelum adzan dikumandangkan.
  • Alat Komunikasi: 
Kentongan juga berfungsi sebagai alat komunikasi sederhana untuk mengumpulkan warga atau jamaah masjid, terutama di daerah yang belum memiliki pengeras suara modern.

  • Tanda Bahaya atau Penting:
Di beberapa daerah, kentongan digunakan sebagai alat untuk memberi tanda darurat atau informasi penting kepada masyarakat sekitar.
  • Pelestarian Budaya 
Kentongan merupakan bagian dari kearifan lokal dan budaya masyarakat Indonesia. Penggunaannya di masjid menunjukkan harmoni antara tradisi lokal dan nilai-nilai Islam.

Perbedaan Kentongan dan Bedug:
  • Bahan
Kentongan biasanya terbuat dari bambu atau kayu. Bedug terbuat dari kayu besar yang dilapisi kulit hewan.

  • Suara
 Suara kentongan cenderung lebih ringan dan pendek. Suara bedug lebih berat dan bergema.
  • Ukuran
Kentongan umumnya lebih kecil dan ringan dibandingkan bedug.

Meskipun teknologi modern seperti pengeras suara dan speaker telah menggantikan fungsi kentongan dan bedug di banyak masjid, alat-alat tradisional ini tetap dipertahankan sebagai simbol warisan budaya dan keislaman yang khas di Indonesia.