Pantai Kepetingan yang Elok dan Makam Dewi Sekar Dadu yang Damai, Tak Didukung Sarana Memadai

SIDOARJO adalah salah satu kota kecil di Jawa Timur. Berbatasan dan sekaligus penyanggah Kota Surabaya. Juga. sebagai kota Industri.

Sidoarjo ternyata memiliki Pantai yang elok, dan menjadi destinasi wisata religi. Dikenal dengan nama Pantai Kepetingan Sidoarjo, yang disana juga makam putri ayu Dewi Sekar Dadu

Pantai iu berada di kawasan Lingkar Timur Sidoarjo. Di kawasan itu, kini menjadi area industri dan pergudangan. 

Pantai kepetingan tepatnya  di Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Kecamatan Buduran Sidoarjo. Letaknya terpencil.

Untuk mencapai lokasi akses jalan cukup susah, Kondisi jalanan gembur dan sempit. Jika musim penghujan jalanan pun becek dan licin.

Menjelajah Sungai dengan Perahu Kayu
Melalui jalan Lingkar Timur, sampai di dermaga TPI, harus menitipkan kendaraan disana. Satu-satunya akses ke Pantai Kepetingan Sidoarjo hanya menggunakan perahu kayu yang akan membawamu ke desa Sawohan.

Pemandangan Hutan Mangrove yang asri dan menyegarkan, akan ditemui sepanjang perjalanan menuju  Pantai tersebut.

Sekitar 1 jam waktu yang dibutuhkan hingga mencapi lokasi. Biaya perahu Rp 35.000 per orang (bisa naik).

Dalam perjalanan ini, bak merasakan sensasi menjelajah sungai seperti menyusuri sungai Musang di Kalimantan. Saat-saat dan akhir pekan, ramai pengunjung datang.


Pemandangan di sepanjang sungai (sumber foto : Wahyu Hestiningdiah/Travelingyuk)

Makam Putri Ayu Dewi Sekardadu

Di Pantai Kepetingan, yang damai terdapat makam seorang putri raja. Putri Ayu Dewi Sekar Dadu yang merupakan Ibunda dari Raden Paku. Saat ini lebih dikenal sebagai Sunan Giri. 

Putri Ayu Dewi Sekar Dadu adalah seorang Putri Raja Blambangan, ketika beranjak dewasa dia terkena sakit parah.

Raja membuat sayembara. Bagi yang bisa menyembuhkan putri, jika masih muda akan dinikahkan, namun jika sudah tua akan diangkat menjadi kerabat istana.

Syeh Maulana Iskak menedengar sayembara tersebut dan berhasil menyembuhkan sang Putri. 

Setelah menikah sang Raja dan Syeh bertengkar dikarenakan sang Raja menolak masuk Islam. Syeh Maulana Iskak akhirnya mengalah dan mundur. 

Syeh berpamitan pada Putri Ayu Dewi Sekar Dadu yang tengah hamil besar. Syeh berpesan nama kepada istrinya, jika lahir anak laki-laki untuj diberikan nama Raden Paku.

Putri Ayu Dewi Sekar Dadu pun kemudian melahirkan seorang bayi laki-laki.

Namun sang raja murka. Dibuanglah sang cucu bayi tersebut kelaut. 

Menyadari anaknya dalam bahaya, Putri Ayu Dewi Sekar Dadu menceburkan diri ke laut. Namun ombak besar menenggelamkan Putri Ayu Dewi Sekar Dadu.

Jasadnya terbawa arus ke Sidoarjo, menurut juru kunci makam jasad  Putri Ayu Dewi Sekar Dadu digotong ramai-ramai oleh ikan keting ke dekat pantai. 

Peristiwa tersebutlah yang menjadikan daerah sekitar makam di berinama Ketingan atau Kepetingan.

Makam Putri Ayu Sekardadu memang jauh dari hiruk pikuk keramaian. Berbeda dengan wisata religi lainnya yang ramai seperti Ampel atau Makam lain yang sudah tertata dengan apik, di sini tempatnya sederhana.

Area pesarean seluas 100 m2. Dikelilingi hutan mangrove, satwa pantai dan tambak ikan payau.

Krupuk Udang
Masyarakat pantai kepetingan umumnya berprofesi sebagai nelayan. Tetapi mereka tak melulu menjual hasil panen bentuk mentah.

Warga Kepetingan mengolah hasil laut menjadi bahan makanan siap, olah. Utamanya krupuk. Jenisnya beragam : krupuk udang, mujair, bandeng, kepiting hingga cireng udang.

Yang selalu tersedia adalah jenis kerupuk udang,  karena masa panen udang yang rutin. 

Berbagai jenis krupuk tersebut memiliki bentuk yang berbeda-beda, ada berbentuk kipas, bundar, dan korek api. Krupuk tersebut umumnya ditawarkan kepada para pengunjung dalam kondisi mentah. Jadi aman dibawa saat perjalanan pulang sebagai oleh-oleh.

Disarikan dari tulisan Maya Nirmala Sari dari backpackerjakarta[dot]com