PENGAMBILAN sampah warga tertunda, berdampak telpon genggam pengurus RT terus berdering. Komplain warga berdatangan, "Sampah kok tidak diambil !".
"Tapi itu dulu", kata Ketua RT07 RW08 Medokan Asri Utara Yurianto, yang sangat setuju InfoMedokanAyu mengangkat topik sampah, yang menjadi masalah bersama.
"Setidaknya terkait sampah harus selalu terjaga. Jangan sampai ada masalah, yang justru akan membuahkan menumpuknya sampah", demikian Bapak yang usianya masih dibawah 50 tahun ini mengingatkan.
Ungkapan itu sebagai salah satu respon atas topik ajakan InfoMedokanAyu terkait sampah.
Dalampada itu, topik yang mengajak warga berperhatian terhadap sampah itu, dituangkan lewat tulisan pada 20 Oktiber 2025.
Tulisan itu berjudulkan "Mohon Masukan Persoalan Sampah Menjadi Fokus Sajian InfoMedokanAyu Kini".
Ajakan itu menyusul setelah mendengar adanya keluhan warga yang pengambilan sampah rumah tangga nya sering telat.
![]() |
| Sampah dari gerobak masuk bak sampah khusus. Disitu sampah di press dengan mesin. Sebelum diangkut ke TPA. |
![]() |
| Gerobak kosong. Foto diambil Minggu ini. |
Namun, keluhan itu belum ditelusuri penyebabnya hingga ke Tempat Penampungan Sementara (TPS).
Berdasarkan catatan, petugas kebersihan Pengambil Sampah (PS) telat dalam menjalankan tugasnya dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Yang membuat sampah menumpuk, antara lain, gerobak sampah belum bisa bongkar, lantaran truk sampah di TPS telah penuh dan mengalami kendala untuk berangkat ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Penyebab lain gerobak sampah belum bisa bongkar. Itu bisa lantaran truk dari TPA belum datang atau mesin Pres sampah mengalami perbaikan.
Bisa juga sampah di gerobak belum sempat dipilah oleh Pengambil Sampah (PS). Pemilahan ini penting. Yang masih bernilai, disisihkan untuk dirupiahkan.
Ditengarahi pula hal lain. Yakni kerjasama pengurus lingkungan dan PS, kurang harmonis. Antara lain jadwal ambil sampah, sesempatnya. Tak terjadwal.
Yang terakhir itu, juga pernah dialami ketua RT07 RW08. Lantaran sampah menumpuk, dan Hp ketua RT sering berdering. Memgalir banjir keluhan warga.
Ketika itu Ketua RT07 pun membuktikan, dengan mengunjungi TPS. Benar, sampah di gerobak belum bisa diturunkan. Truk telat.
"Namun ketika pengangkutan oleh Truk ke TPA itu lancar, yang menjadi pertanyaan sampah masing sering menumpuk', katanya.
Sejak itu, masalah sampah yang menumpuk diketahui, bukan telat nya pengambilan sampah ke TPA. Tetapi, lebih terletak pada "tabiat", petugas yang berlindung pada tahapan pengambilan sampah dari TPS ke TPA, yang dikononkan telat.
Pada kenyataannya, sekitar 2 tahun terakhir tak pernah terjadi persoalan sampah di RT07. Ini terutama setelah petugas kebersihannya berganti.
Dengan petugas terkini, Gito, panggilannya, sampah yang berceceran pun tidak ada. Apalagi sampah menumpuk, tidak ada lagi.
Ini dilatari sosok Gito yang bisa bekerjasama dengan lingkungan.
Itu menjadi komitmen bersama. Dibicarakan didepan antara petugas PS dan pengurus lingkungan.
"Meski pak Gito pergi mudik pun, sampah tetap diambil. Pak Gito sendiri yang menyiapkan penggantinya", kata Ketua RT07 yang berputra dua, dengan putra kedua masih duduk di bangku SD, sementara putri sulung nya kini di Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair.
Pun demikian, demi terhindar nya sampah tercecer, warga RT07 RW08 sepakat serentak kompak, mengimbanginya dengan memfasilitasi sampah terbuang harus berbungkus plastik.
Dengan demikian, pengambilan per 2 hari, tidak akan membuahkan masalah. Juga bersih. Bebas aroma sampah.
Pengambilan sampah di RT07 RW08 itu berlangsung Senin, Rabu, Jumat. Sementara hari lain Selasa, Kamis, Sabtu petugas di wilayahnya, bekerja untuk RT02 RW08.
Dengan demikian, bila pengambilan terlambat sehari pasti menumpuk. Itu karena esok harinya, petugas berjadwal ditempat lain.
PEJABAT
Kawasan RT07 RW08 ini sekaligus wilayah domisili 2 pejabat pemerintah kota. Yakni Sekretaris Kota Surabaya Lilik Arijanto, S.T., M.T. dan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Surabaya Dr. Eddy Christijanto, Drs, M.Si.
Namun, pembuangan sampah yang berdisiplin berbungkus tas plastik ini, bukan karena ada pejabat pemerintah Kota Surabaya di wilayah nya.
"Sebelum Pak Lilik dan Pak Edy di Pemkot dengan posisi sekarang, membuang sampah berbungkus plastik sudah menjadi kesepakatan bersama dalam mendukung lingkungan bersih", kata Pak RT Yurianto.
BANK SAMPAH
Di RW08 yang terbagi menjadi 8 RT, kini telah 5 RT yang menjalankan praktik Bank Sampah.
Sementara itu, RT07 bersama dua RT lain di RW08 belum mempraktikkan perihal bank sampah.
"Program ini bagus. Namun RT07 belum melaksanakan. Semua kembali ke Warga. Lagian seputar sampah tidak ada masalah di RT07. Juga para pemulung sudah dilarang masuk", kata Yurianto, yang wilayahnya mengantongi sekitar 105 KK.
Sementara itu, Lurah Medokan Ayu Zainul Abidin, S. Sos., menilai mempraktikkan pemilahan sampah, sebagai hal positif.
Dengan pemilahan sampah mengurangi beban TPS. Sampah yang terpilih bisa dirupiahkan. Sampah organik bisa untuk pupuk.
(InfoMedokanAyu)
— — — — —
HALAMAN LAIN klik 👇
Redaksi <> Tentang KAMI <> FAKTA Medokan Ayu <> EKSTRA Medokan Ayu <> IMANI Medokan Ayu <> DUKA Medokan Ayu <> BELANJA di Medokan Ayu <> INFO MASUKAN


