RELATIF BANYAK Orang Tua di Medokan Ayu yang memiliki anak usia di-Bawah Lima Tahun (Balita), belum mengikuti program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) Padahal program ini memiliki banyak manfaat dalam mendukung tumbuh kembang anak-anak secara optimal.
Hal itu diungkap Lurah Medokan Ayu Zainul Abidin, S. Sos., dalam acara penutupan program SOTH di Pendopo Kelurahan Medokan Ayu, Rungkut, Surabaya, pada Rabu, 25 Juni 2025.
Lurah Medokan Ayu mengatakan alasan klasik lantaran kesibukan bekerja paling sering dijumpai para orang tua dari anak Balita, tidak sempat mengikuti kegiatan SOTH, yang dihadiri oleh penyaji materi yang disediakan Pemerintah Kota.
Diingatkan untuk mengikuti kegiatan SOTH, yang bisa dilakukan di tingkat RW di Medokan Ayu, tidak harus orang tua langsung. Ditekankan yang mengasuh Balita sehari-hari. "Ini boleh dan bisa diwakili oleh kakek/nenek nya karena mereka yang mengasuh cucunya", katanya sambil senyum.
Oleh sebab itu, setelah penutupan program SOTH gelombang I, masih ada lanjutannya, yakni Gelombang 2. Disini para orang tua hebat, bisa mendayagunakannya.
Para orang tua, bisa (1) Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan. Ini terutama Orang tua yang berharap mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru untuk mendukung perkembangan anak-anak mereka.
(2) Membangun komunitas: Disini orang tua dapat membangun jaringan dan komunitas dengan orang tua lain yang memiliki minat dan tujuan yang sama.
(3). Mendukung tumbuh kembang anak. Artinya orang tua dapat memahami lebih baik tentang bagaimana mendukung tumbuh kembang anak-anak mereka secara optimal.
KAKEK NENEK
Ada beberapa alasan psikologis dan sosial mengapa kakek-nenek boleh dan bisa dilibatkan dalam kegiatan SOTH. Beliau cenderung lebih menyayangi cucu mereka dibandingkan anak mereka sendiri. Setidaknya menunjukkan kasih sayang yang l.ebih terlihat
Ketika sudah berusia lanjut, siapapun cenderung lebih sabar, bijaksana, dan lebih menghargai momen-momen kebersamaan. Mereka merasa lebih mampu menikmati kebahagiaan kecil bersama cucu dibanding saat masih sibuk bekerja dan mengurus anak sendiri dulu.
Pengalaman hidup itu membuat kakek nenek lebih menghargai keluarga dan ingin memberikan cinta tanpa syarat.
Juga ada yang berasumsi, cucu sering dianggap sebagai penerus garis keturunan, sehingga kakek-nenek merasa bangga dan sayang karena melihat "darah mereka" berlanjut.
Hal itu menjadi wajar, bila kakek nenek ingin meninggalkan warisan kasih sayang dan kenangan indah bagi cucu-cucunya.
Beberapa kakek-nenek pun ada yang merasa ketika masih muda, tidak bisa memberikan cukup waktu atau perhatian kepada anak-anak mereka dulu. Kini ingin "melunasi" rasa bersalah itu dengan memberikan lebih banyak kasih sayang kepada cucu.
Apalagi bagi kakek nenek yang menilai cucu sering membawa kegembiraan baru di usia tua mereka. Kehadiran cucu bisa mengisi kekosongan setelah anak-anak mereka dewasa dan hidup mandiri.
MANFAAT SOTH
Program SOTH yang digagas oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk meningkatkan keterampilan pengasuhan orang tua, terutama dalam mendukung tumbuh kembang anak balita.
Dampak program ini telah menunjukkan dampak positif, seperti perubahan pola asuh yang lebih baik dan penurunan risiko stunting di berbagai daerah.
SOTH memberikan edukasi tentang pola pengasuhan yang tepat, termasuk pemahaman konsep diri positif, pemenuhan gizi, dan stimulasi perkembangan anak.
Program ini berperan aktif dalam menurunkan angka stunting dengan mengedukasi orang tua atau para pengasuh tentang pentingnya gizi seimbang, perawatan kesehatan, dan pola asuh yang tepat sejak masa kehamilan hingga Balita.
SOTH fokus pada periode emas (0-5 tahun) di mana perkembangan otak anak mencapai 80%. Orang tua/ pengasuh utama diajarkan cara memberikan stimulasi fisik, kognitif, sosio-emosional, dan spiritual untuk mendukung tumbuh kembang optimal .
Program ini membekali orang tua dengan strategi untuk membatasi penggunaan gadget dan media sosial pada anak, serta menggantinya dengan aktivitas positif seperti permainan bermakna dan interaksi langsung.
Melalui SOTH, orang tua belajar cara menanamkan nilai moral, etika, dan keterampilan sosial seperti komunikasi, kerja sama, dan empati pada anak. Hal ini membentuk anak menjadi individu yang bertanggung jawab dan berakhlak mulia.
SOTH melibatkan berbagai pihak seperti PKK, kader posyandu, tenaga kesehatan, dan psikolog, sehingga menciptakan sinergi dalam mendukung pengasuhan anak dan pencegahan stunting.
Program ini mengajarkan orang tua metode komunikasi efektif dengan anak, mengurangi hukuman fisik, dan meningkatkan kedekatan emosional antara orang tua dan anak.
Beberapa SOTH dilengkapi fasilitas seperti area bermain, makanan bergizi, dan pendampingan tenaga terlatih untuk balita, sehingga orang tua bisa belajar sambil memastikan anak tetap aktif dan sehat.
Meningkatkan Kesadaran tentang Kesehatan Reproduksi dan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), termasuk perawatan selama kehamilan, menyusui, dan imunisasi, untuk memastikan kesehatan jangka panjang anak.
![]() |
Foto : Zainul Abidin |
![]() |
Foto : Zainul Abidin |
![]() |
Foto : Zainul Abidin |
![]() |
Foto : Zainul Abidin |
![]() |
Foto : Zainul Abidin |
![]() |
Foto : Zainul Abidin |
![]() |
Foto : Zainul Abidin |
![]() |
Foto : Zainul Abidin |
![]() |
Foto : Zainul Abidin |
![]() |
Foto : Zainul Abidin |
![]() |
Foto : Zainul Abidin |
![]() |
Foto : Zainul Abidin |
![]() |
Foto : Zainul Abidin |
![]() |
Foto : Zainul Abidin |
![]() |
Foto : Zainul Abidin |
![]() |
Foto : Zainul Abidin |
![]() |
Foto : Zainul Abidin |